2015, Gunakan Enkripsi atau Informasi Tercuri
Kehadiran Edward Snowden pada ajang CeBIT 2015 cukup membuat banyak pihak penasaran. Walau hanya lewat streaming dari Rusia, kehadiran mantan kontraktor IT NSA ini tetap menjadi magnet yang kuat.
Dalam kesempatan pemaparan selama 60 menit, Snowden menyamaikan perubahan fundamental dalam perang informasi di dunia saat ini. Lewat video yang bisa diakses di web CeBIT tersebut, Snowden menyamaikan bahwa meningkatnya kegiatan cybercrime disebabkan oleh meningkatnya kegiata spionase lewat dunia maya.
Snowden juga menggarisbawahi bahwa kini bukan teroris yang menjadi objek penyadapan dan peretasan, namun influencer dan individu yang memegang peran penting dalam sebuah sistem digital.
Ketua Lembaga riset keamanan cyber, Pratama Persadha yang hadir dalam gelaran CeBIT 2015 ini membenarkan apa yang disampaikan Snowden. "tahun 2015 ini isu keamanan menjadi fokus tersendiri, mengingat 2014 tindakan kejahatan cyber meningkat pesat," jelasnya.
Pakar keamanan cyber kelahiran Cepu yang berkesempatan menjadi pembicara dalam CeBIT 2015 ini juga mengamini pernyataan Snowden bahwa komunikasi dengan aplikasi standar sangatlah berbahaya.
"Snowden jelas memberikan peringatan awal bahwa komunikasi plain tanpa pengamanan sangat berbahaya, tidak hanya bagi pemerintah, namun juga bagi dunia bisnis," tegasnya.
Pratama sendiri melihat Indonesia belum cukup siap untuk menghadapai perang informasi. "Sudah bagus ada keinginan membentuk Badan Cyber Nasional, namun itu saja tidak cukup. Kesadaran pemerintah dalam menggunakan teknologi yang aman juga perlu ditingkatkan," jelasnya.
Menurutnya pemmerintah Indonesia tak perlu malu untuk memakai produk security buatan dalam negeri. "Memakai produk asing tidak ada jaminan bebas disadap. Di AS misalnya, teknologi yang dijual ke negera asing harus bisa dicrack oleh teknisi mereka dahulu," terang Pratama.
Dalam ajang CeBIT ini ada delegasi Indonesia yang menawarkan teknologi anti sadap, tidak kalah dengan buatan asing. "Sesekali pemerintah perlu mencoba produk dalam negeri. Keamanan lebih terjamin, karena bila ada kejanggalan, posisi mereka masih di dalam negeri. Selain itu untuk audit juga akan lebih mudah," jelasnya.
Dalam ajang CeBIT 2015 ini Pratama melihat isu keamanan menjadi perhatian utama. Ini bisa dilihatt dari banyaknya perusahaan peserta yang menawarkan teknologi enkripsi untuk mencegah penyadapan.
*Selengkapnya simak rekaman wawancara Sindo Trijaya dengan Pratama Persadha dari London Inggris
(Ibnu Dwi Cahyo / Sindo Trijaya)
