Sebagian besar masyarakat masih menganggap penerapan pengamanan komunikasi dan informasi diukur dari penting tidaknya kandungan informasi yang ditransmisikan. Hal ini mendorong tindakan-tindakan semacam pencurian data pribadi dan manipulasi informasi dianggap remeh bahkan lebih parahnya tidak peduli.
Bayangkan jika anda berkirim pesan melalui surat elektronik kepada atasan anda dengan kandungan informasi semacam “halo, apa kabar?” dimana anda menganggapnya bukan informasi penting, namun kemudian karena media pengiriman pesan surat elektronik tersebut tidak diamankan dan ada pihak yang dengan sengaja memanipulasi surat elektronik anda tersebut menjadi “halo, saya benci anda!”, bayangkan apa yang akan terjadi?
Kemudian yang menjadi menarik adalah apakah teknik pengamanan komunikasi dan informasi tersebut hanya berlaku pada dunia maya dan dunia teknologi? Mungkinkah ada metode yang dapat diterapkan di dunia nyata?
Tentunya bukan hal yang mengagetkan sebagaimana rilis www.statista.com, warga Indonesia yang menggunakan twitter dan facebook. Indonesia pada tahun 2014 ini menempati peringkat ke-3 pengguna facebook dengan total mencapai 60,3 juta orang. Proyeksi pertumbuhan pengguna twitter di Indonesia yang diperkirakan pada tahun 2018 mencapai 37% dari total pengguna twitter dunia. Angka tersebut membuat Indonesia menjadi pengguna terbesar twitter.
Jika ada pertanyaan, hal umum dan simpel apakah yang sering anda lakukan saat mengakses jejaring sosial tersebut? Maka kita akan mendapatkan banyak jawaban yang semisal #hashtag, status, kultwit dan sebagainya. Namun sebenarnya ada satu hal simpel yang terlewat dan ini dapat menyelamatkan putra putri anda dari penculikan. Hal dunia maya yang dapat diterapkan di dunia nyata.
Pernahkah anda berpikir bahwa “password” dapat diterapkan di dunia nyata sehingga kasus penculikan anak usia sekolah dapat diminimalisir atau bahkan digagalkan. Berikut langkah-langkahnya:
1. Sepakati kata sandi antara anda dan putra-putri anda. Semisal “Indonesia Raya”. Dan jika memungkinkan anda bisa membedakan kata sandi bagi tiap-tiap putra atau putri anda.
2. Lalu sampaikan dan jelaskan kepada putra putri anda jika ada orang asing yang mengajak pergi atau mengatakan bahwa anda menyuruhnya untuk menjemput mereka maka mereka harus menanyakan apa “passwordnya”?
3. Jika orang tersebut menjawab benar (“Indonesia Raya” dalam hal ini) maka sampaikan kepada putra putri anda bahwa orang tersebut dapat dipercaya.
4. Namun jika jawabannya salah atau bahkan orang asing tersebut tidak tahu jawabannya maka sampaikan kepada mereka bahwa orang tersebut tidak dapat dipercaya dan jelaskan juga langkah-langkah apa yang harus diambil semisal berteriak minta tolong, berlari kedalam sekolah dan sebagainya.
Sesuatu yang simpel dari dunia maya ternyata dapat diterapkan di dunia nyata. Dan yang terpenting adalah ajarkan juga kepada putra putri anda agar tidak memberitahukan password tersebut kepada siapapun. Hanya anda yang boleh memberitahukan password tersebut kepada orang-orang yang and percayai.
-Raden Kian Tampan-
Penulis: Sujoko