Pahami Risiko Bermain Dating Apps

img

Nama aplikasi kencan atau dating apps memang sangat familiar di telinga masyarakat Indonesia. Bahkan saat pandemi covid-19 melanda tanah air, angka pengguna dating apps melonjak cukup signifikan di beberapa aplikasi.

Akan tetapi, bermain dating apps tentu ada risikonya. Umumnya aplikasi dating ini memang untuk orang dewasa, artinya pengguna sudah tahu ada risiko penipuan, pelecehan bahkan kejahatan lainnya. 

Misalnya, kasus pembunuhan seorang manajer. Di kasus itu, seorang perempuan janjian dan mengajak lewat aplikasi kencan untuk bertemu di salah satu apartemen. Selanjutnya, pelaku wanita menghabisi rekan pria tersebut dan mengambil sejumlah uang.

Tentu saja narasi di atas hanya sebagai contoh terburuknya. Pakar telematika Pratama Persadha menjelaskan, sebenarnya aplikasi dating juga tidak jauh beda dengan media sosial lainnya, seperti Facebook dan juga Instagram. Hanya saja memang fokusnya untuk kencan, baik mencari pasangan serius atau memang sekadar main-main.

"Aplikasi kencan biasanya ada proses matching, setelah keduanya match saling suka mereka dipertemukan dengan fitur pesan inbox. Selanjutnya mereka bisa bertukar nomor," jelas Pratama ketika berbincang dengan Validnews, Senin (1/2).

Komunikasi yang dilakukan, baik teks, telepon maupun video kerap dilakukan dengan perbuatan yang kurang menyenangkan. Apapun itu, pelaku bisa pria dan wanita. Mulai dari meminta lawan bicara membuka baju sampai meminta hubungan badan.

Hal semacam ini dalam beberapa kasus menjadi pelecehan, karena ada unsur memaksa. Biasanya pelaku merasa aman karena belum kenal serta memakai identitas palsu atau nama alias.

"Ini banyak terjadi tidak hanya di sini tapi di seluruh dunia. Pelecehan juga sering terjadi saat pertemuan pertama dengan bermacam modus," imbuhnya.

Atas dasar itu, Pratama menilai sangat penting edukasi oleh negara kepada masyarakat tentang apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan di internet. Literasi sehat dalam menggunakan media maya harus terus digencarkan. Apalagi pemahaman masyarakat sangatlah beragam.

"Namun penyedia platform bisa memberikan fitur pelaporan agar tindakan serupa tidak terulang. Bahkan beberapa aplikasi kencan memberikan fitur verifikasi untuk mengurangi akun palsu di platform mereka. Tujuannya jelas untuk mengurangi pelecehan dan kejahatan," pungkasnya. (Dwi Herlambang)