Modus Penipuan Masker Zaman Now, Ada yang Enggak Pakai Rekening Lagi

Sebal banget enggak sih, maksud hati mau menyumbang sedikit masker untuk pejuang medis, eh malah jadi korban penipuan. Namun begitulah fakta yang ada.
Masker sekarang telah jadi barang yang paling dicari di tengah pandemi COVID-19. Ketersediaannya di toko-toko konvensional sudah mulai langka. Malahan mungkin lebih susah cari masker daripada cari jodoh. Eh…oke, lupakan statement ini.
Tapi kelangkaan ini memang benar lho. Malah mungkin kamu juga sudah mengalaminya. Di apotek, toko obat, minimarket sekarang sudah susah. Malahan di supermarket juga sama susahnya.
Langka di toko konvensional, orang-orang pun mulai berburu di ranah online. Sayangnya, inilah yang justru dimanfaatkan orang-orang tak bertanggung jawab untuk melakukan penipuan.
Pakar keamanan siber Doktor Pratama Persadha juga sudah mengingatkan hal ini. Meningkatnya kebutuhan akan masker hingga ketersediaan alat pelindung diri untuk tenaga medis membuat banyak oknum memasang harga sangat mahal.
Karena saking mahalnya, saat ada masker yang dibanderol murah di toko online, langsung jadi rebutan banyak orang. Padahal bisa jadi di sinilah area bermain orang-orang jahat melakukan penipuan.
Maka dari itu ia menyarankan pada kita untuk lebih selektif dalam memilih toko online, terutama untuk yang menawarkan masker berharga miring. Sebab bisa jadi toko tersebut palsu dan cuma akal-akalannya orang jahat.
Duh, amit-amit ya, semoga kita semua tak ada yang jadi korban penipuan deh. Selain selektif, ada beberapa poin penting yang harus kita perhatikan agar tidak jadi korban. Apa saja poin tersebut?
Pelaku Kejahatan Banyak Menggunakan Media Sosial
Pratama yang juga Dosen Cyber War pada Program Studi S-1 Sekolah Tinggi Intelijen Negara (STIN) ini mengatakan kalau sebagian besar penipu zaman sekarang beraksi di media sosial, terutama Facebook dan Instagram.
Media sosial dipilih penjahat karena memang penggunanya sangat banyak. Mereka berpikir: Masak iya sih dari sekian banyak enggak ada yang kena. Duh!
Mulai Menerima Pembayaran Selain Rekening Bank
Mereka malahan tak lagi mengandalkan rekening bank untuk menerima pembayaran dari korbannya, tapi juga memberikan opsional pembayaran dengan GoPay dan OVO. Waduh, ini sih gawat.
Apalagi kadang nih demi meyakinkan korbannya, nama pemilik toko palsu juga kadang diberi embel-embel titel sarjana. Ada yang sarjana hukum, sarjana keperawatan, sarjana kesehatan masyarakat, dan semacamnya. Jadi harus makin hati-hati ya.
Pilih Marketplace dan e-Commerce yang Terjamin
Korbannya ternyata sudah banyak lho. Artinya kita harus lebih waspada dan teliti lagi dalam belanja online. Pilihlah e-commerce atau marketplace yang sudah terjamin.
Jangan gampang tergiur dengan godaan harga murah di media sosial. Apalagi sembarangan menggunakan metode pembayaran.
Lindungi OTP
Ini dia. Jangan juga berikan kode OTP pada penjual dengan alasan apapun. Sebab itu bisa membahayakan saldo rekeningmu. Klik di sini untuk info lebih lanjut.
Manfaatkan Rating dan Kolom Komentar
Nah, saat memilih toko online, manfaatkan kolom komentar dari pengguna sebelumnya. Biasanya sih, akun penipu itu pengikutnya sedikit—dan pelanggan jarang bohong soal rating.
Selain itu, jangan beli dari akun yang mencurigakan yang biasanya menyertakan tautan aneh. Sebab kebanyakan tautan-tautan tersebut digunakan untuk kejahatan phising.
Percayakan Pada Lembaga Penyalur Donasi Resmi
Nah, kalau memang ingin menyisihkan uangmu untuk menyumbang masker pada mereka yang membutuhkan, kamu bisa kok memanfaatkan lembaga-lembaga penyalur donasi yang resmi.
Setidaknya, jika memilih lembaga resmi, kamu bisa melakukan verifikasi. Kamu bisa cek dari kejelasan sampai bagaimana status uang kita.
Sumber : smart-money