Covid-19 membuat permintaan akan masker sangat tinggi. Pada akhirnya, stok masker di apotek dan online marketplace menjadi langka dan harganya pun lebih mahal dari harga normal.
Sebagian pihak memanfaatkan situasi ini untuk melakukan penipuan. Modusnya, mereka menjual masker lewat media sosial tetapi tidak mengirimnya. Dalam beberapa kasus, mereka tetap melakukan pengiriman, tetapi barang yang dikirim ternyata masker bekas pakai atau bahkan sampah.
Pakar keamanan siber Pratama Persadha, dalam sebuah pernyataan kepada Tekno Liputan6.com, menyebut masyarakat perlu mewaspadai praktik semacam ini.
"Mereka ini sebagian besar menipu lewat akun media sosial, terutama Facebook dan Instagram. Memang umumnya mereka memakai rekening bank, tetapi kinipara penipu banyak menggunakan akun e-Wallet seperti GoPay dan OVO," ujar chairman lembaga riset siber CISSReC (Communication & Information System SecurityResearch Center) tersebut.
Pratama menduga ada dua alasan mengapa pelaku penipuan menggunakan GoPay dan OVO.
Dua Alasan