CISSReC: Tidak Ada yang Dikhawatirkan dari Pokemon Go

img

JAKARTA - Kepopuleran permainan ‘Pokemon Go’ di Indonesia mulai disoroti dari segi keselamatan dan keamanannya. Hal itu tampak dari beberapa imbauan maupun larangan bermain game berbasis geo-lokasi ini dari beberapa kalangan, baik tokoh agama maupun badan keamanan.

Dengan pemanfaatan teknologi berbasis augmented reality dan GPS, ‘Pokemon Go’ dikhawatirkan menjadi alat mata-mata badan intelijen asing untuk mencari informasi mengenai keamanan suatu negara, khususnya Indonesia.

Selain itu, penggunaan kamera yang menjadi salah satu fiturnya, dicurigai sebagai alat untuk memonitoring tempat-tempat vital di Indonesia seperti markas komando militer, istana negara, dan gedung pemerintahan lainnya.

Namun hal itu dibantah oleh Pratama Persadha, Chairman Communication and Information System Security Research Center (CISSReC), yang mengatakan bahwa tidak ada data berupa gambar yang dikirimkan ‘Pokemon Go’ ke server pusat, melainkan hanya data berupa teks kode.

"Kita sendiri telah melakukan riset selama dua minggu lebih dengan meneliti mulai dari source code hingga lokasi, tidak ada gambar sama sekali yang dikirimkan. Data yang dikirim pun hanya puluhan kilobyte," tutur pratama kepada Okezone, Kamis (21/7/2016).

Menurutnya, alasan kekhawatiran itu tidak beralasan kecuali memang jika seseorang berpura-pura memainkan ‘Pokemon Go’ ke suatu tempat vital untuk memata-matai. Hal itu menjadi perhatian pemerintah dan pemain untuk tetap mengutamakan kesadarannya akan keamanan dan keselamatan.