Serangan DDoS Untuk Memeras Bank

img

Serangan DDoS (Distributed Denial of Service) yang dilakukan oleh para hacker menjadi ancaman bagi institusi perbankan dan industri infrasuktur penting lainnya, seperti dilansir dari databreachtoday.

Dr. Dale Meyerrose menyatakan sebanyak 90% serangan cyber melibatkan DDoS, baik itu digunakan sebagai alat untuk pengalihan, ataupun DDoS itu sendiri yang digunakan sebagai alat untuk menyerang.

Meyerrose menambahkan, serangan DDoS terhadap perbankan pada tahun 2012 sampai 2013 yang dilakukan oleh kelompok hacker yang dikenal sebagai Izz ad-Din al-Qassam, merupakan serangan cyber yang terlama yang dihadapi oleh sektor finansial Amerika Serikat.

Serangan kelompok al-Qassam dikenal sebagai "operasi ababil". Tujuan dari serangan itu adalah untuk mengganggu layanan online finansial, bukan untuk memeras uang dari pihak bank.

"Operasi Ababil" memicu ketakutan publik terhadap bagaimana serangan itu akan berakibat pada stabilitas finansial negara. Serangan itu membuktikan bahwa diperlukan adanya kerjasama dan keterbukaan informasi antara institusi perbankan dan pemerintah Amerika Serikat.

Saat ini serangan DDoS bertambah besar. Meskipun jarang terdengar, sekarang serangan itu mempunyai dampak yang lebih besar dibandingkan dengan 3 tahun yang lalu.

Jarret Kolthoff, mantan agen intelijen, menyatakan para hacker melancarkan serangan DDoS untuk menutupi aksi yang lebih jahat, seperti pencurian kekayaan intelektual dan rahasia perusahaan yang bertujuan untuk memeras perusahaan di kemudian hari.