Telah Terbit Buku "Kode Untuk Republik"

Pada permulaan buku ini penulis, Pratama Persadha, menjelaskan sejarah munculnya sandi dan kriptografi yang sudah tercatat dimulai dari 4000 tahun yang lalu di Mesir. Hingga abad ke 10M kriptografi masih berkembang secara lambat. Kriptografi berkembang dengan leluasa di berbagai tempat dan sebagian mati seiring matinya sebuah peradaban. Pada abad pertengahan kriptografi modern di Eropa muncul bersamaan dengan berkembangnya diplomasi modern. Kriptografi menjadi hal penting dalam keberlangsungan dan kerahasiaan informasi dari raja ke para duta besarnya.
Pembahasan berlanjut pada peranan sandi pada perang dunia kedua. Pada perang ini peranan sandi dan kriptografi semakin terlihat. Jerman menggunakan mesin sandi Enigma dan Jepang dengan Purple. Titik balik perang dunia kedua itu adalah mulai terpecahkannya sandi-sandi Jerman dan Jepang oleh tentara sekutu, sehingga sekutu bisa mengetahui segala macam taktik dan rencana perang Jerman maupun Jepang. Akibatnya sekutu yang tadinya sudah berada di ambang titik kehancuran akhirnya bisa memukul mundur Jerman dan Jepang dari daerah-daerah yang dikuasainya. Titik balik ini juga lah yang "membantu" Indonesia akhirnya bisa merdeka pada 17 Agustus 1945.
Pada Desember 1948, Belanda melancarkan Agresi Militer Kedua di Indonesia. Dampak dari agresi itu adalah hampir seluruh pemimpin Republik Indonesia, termasuk Soekarno dan Hatta ditawan dan diasingkan. Belanda kemudian mengabarkan ke dunia internasional bahwa Republik Indonesia telah lenyap dari muka bumi karena para pemimpinnya telah ditangkap.
Saat peristiwa agresi tersebut Jenderal Besar Soedirman sebagai Panglima Angkatan Perang tidak tertangkap oleh pihak Belanda. Beliau memutuskan untuk melanjutkan perjuangan melalui gerilya. Dan sebelum memulai perjuangan gerilya tersebut, Jenderal Soedirman berhasil memberikan perintah kepada seluruh kekuatan TNI untuk melanjutkan perjuangan, yang kemudian dikenal dengan Perintah Siasat No. 1.
Selain itu Sjafruddin Prawiranegara yang pada waktu itu berada di Bukittinggi berhasil mendirikan Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI) dan membentuk kabinet darurat berdasarkan mandat yang dikirim oleh Soekarno dan Hatta sebelum ditangkap dan diasingkan Belanda. Keberadaan PDRI inilah yang menyelamatkan wajah Republik di mata internasional sekaligus membuat malu Belanda yang menyatakan bahwa Republik telah habis.
Bagaimana komunikasi dan informasi rahasia negara bisa disebarluaskan pada waktu itu? Inilah peran besar Dinas Kode, cikal bakal Lembaga Sandi Negara, sebagai jembatan komunikasi perjuangan gerilya di Jawa, PDRI di Sumatera dan para perwakilan Republik di negara-negara sahabat, yang terus menerus melakukan koordinasi sehingga dunia internasional mengetahui bahwa sebenarnya Republik masih ada.
Sampai pada puncaknya yaitu Serangan Umum 1 Maret 1949 di Yogyakarta berhasil disiarkan ke seluruh dunia melalui sandi-sandi yang dibuat Sandiman Dinas Kode dan sarana radio. Dari Yogyakarta disampaikan secara beranting melalui pos-pos sepanjang pulau Jawa dan Sumatera, hingga sampai ke markas ketua PDRI Sjafruddin Prawiranegara. Sjafruddin kemudian memerintahkan berita itu dikirim ke luar negeri melalui stasiun-stasiun radio. Berita tersebut juga diterima perwakilan Republik di kantor PBB, New York. Serangan umum itu ternyata berdampak luas terhadap pandangan dunia internasional dan mendesak Belanda untuk segera meninggalkan Indonesia. Pada akhirnya, melalui Konferensi Meja Bundar, Belanda akhirnya mengakui kedaulatan Indonesia dan angkat kaki dari Indonesia.
Berkat berita Serangan Umum 1 Maret tersebut dunia benar-banar terbangun dan sadar bahwa Republik Indonesia masih ada, dan mendesak Belanda untuk segera meninggalkan Indonesia melalui sidang-sidang PBB. Hasilnya, melalui Konferensi Meja Bundar, Belanda akhirnya bersedia mengakui kedaulatan Indonesia dan angkat kaki dari Indonesia.
Itulah sekelumit cerita mengenai isi buku Kode Untuk Republik yang ditulis oleh Pratama Persadha. Untuk lebih jelasnya bisa dibaca pada buku Kode Untuk Republik yang sudah terbit dan bisa dibeli di toko buku maupun situs resmi Kode Untuk Republik. Selain itu juga terdapat bonus DVD film dokumenter yang bercerita tentang peran Dinas Kode pada masa kemerdekaan.