Awas, Pembobol Data User Intai Pelanggan Ojek Online

AKARTA - Aplikasi antar-jemput menjangkit di Indonesia, tidak hanya satu aplikasi bahkan saat ini sudah ada beberapa aplikasi yang memiliki konsep serupa.
Penggunaan aplikasi di era digital ini memang terbilang bisa membantu para pengguna. Hanya menggunakan smartphone, pelanggan sudah bisa diantar ke tempat tujuan tanpa harus susah payah mendapatkan layanan tersebut.
Meski begitu, untuk mengakses aplikasi tersebut diperlukan data valid pelanggan seperti nama, email, dan bahkan nomor telefon. Namun, yang menjadi pertanyaannya apakah aplikasi tersebut cukup aman untuk menyimpan data-data valid tersebut?
Agar aman dalam penyalahgunaan data tersebut, ada beberapa hal yang bisa dilakukan yakni menggunakan call center sehingga tetap aman, hal itu lantaran reservasi secara online rawan untuk dibelokkan oleh orang yang tidak bertanggung jawab.
"Selain itu, harus dipastikan mengunduh aplikasi secara official atau resmi, dan juga screen shot serta simpan data driver aplikasi tersebut jika ada hal-hal yang tidak diinginkan," kata Pratama Persadha, pengamat keamanan siber, saat dihubungi Okezone, Kamis (17/9/2015).
Sebelumnya, aplikasi antar-jemput banyak didominasi oleh kendaraan roda dua (sepeda motor). Kemudian, aplikasi tersebut mulai booming setelah Go-Jek beroperasi, disusul GrabTaxi yang menambah fitur GrabBike.
Kesuksesan Go-Jek dan GrabBike kini diikuti oleh pendatang baru yakni Blu-Jek.