Banyak penipuan SMS, kartu perdana harus dijual mahal

img

Merdeka.com - Kini penipuan melalui pesan singkat hampir setiap hari masuk ke ponsel. Mulai dari menawarkan hadiah sampai menipu dengan mengatasnamakan keluarga.

Pakar pengamanan komunikasi dan sistem informasi Pratama Persadha mengatakan perlu ada terobosan baru dari pemilik provider untuk mencegah penipuan terus terjadi.

"Ini persoalan telekomunikasi, di Brunei nomor enggak ganti-ganti. Rp 600 ribu kalau mau ganti nomor. Sama kayak Amerika, ke sana mau beli nomor harus kasih paspor, kartu identitas. Di sini bebas saja aturan telekomunikasi menurut saya itu perlu," jelas Pratama Persadha di Chesee Cake Factory, Jakarta, Kamis (23/4).

Hal ini penting karena pelaku penipuan selalu berganti-ganti nomor, bahkan jika sudah terendus mereka dengan mudah membuang nomor mereka, lalu membelinya kembali. Harganya yang kadang hanya Rp 5.000 bahkan gratis membuat orang tak sayang menghanguskan nomor.

"Kalau polisi mau sebenarnya ini tidak susah minimal punya nomor telepon bisa di-tracking dan dijebak namun resources polisi enggak ada jadi enggak jadi," kata dia.

Selama ini menurut Pratama, beberapa provider sudah bisa mem-block pemilik nomor jika ada laporan, namun lagi-lagi ini masih belum efektif.


[ian]