Modus Kecurangan Tes CPNS 2021: Remote Access SKD & Tilok Palsu

Soal Kecurangan Remote Access SKD CPNS 2021
Chairman Lembaga Riset Keamanan Siber CISSReC, Pratama Persadha menilai banyak kemungkinan terkait teknis kecurangan yang dilakukan sehingga sistem IT-nya bisa kebobolan. Salah satu caranya yaitu dari server Computer Assisted Test (CAT) yang memang sudah dibobol atau diatur, karena di situ merupakan bank soal dan terdapat banyak jenis soal yang memungkinkan seseorang mengerjakannnya menggunakan remote access tersebut dengan cepat dan benar menjawabnya.
“Sehingga dihasilkan nilai yang sempurna pada para CPNS yang melakukan kecurangan,” kata Pratama saat dihubungi reporter Tirto, Kamis (28/10/2021).
Menurut dia kecurangan menggunakan remote access ini memungkinkan pelaku berada di lokasi berbeda, lalu bisa leluasa mengakses komputer yang digunakan peserta pada saat tes. Kemudian pelaku tersebut mengerjakan SKD peserta untuk menyelesaikan soal-soal ujian.
Dia mengatakan banyak aplikasi remote access yang ada dan dengan mudah bisa diunduh di internet. Contoh, salah satu software remote access gratis yang banyak digunakan ialah TeamViewer.
“Secara umum ialah digunakan untuk melakukan remote komputer dari jarak jauh, sehingga kita mampu melakukan program apa saja di komputer client layaknya komputer berada di hadapan kita sendiri,” kata dia.
Oleh karena itu, Pratama meminta kepada BKN agar melakukan digital forensik secara mendalam, terutama server CAT yang digunakan CPNS untuk mengerjakan soal-soal. Sebab, kata dia, pasti terdapat log dari setiap aktivitas yang dilakukan peserta, apakah ada kejanggalan seperti pengerjaan soal yang cepat dan yang lainnya.
Lalu kecurangan yang terjadi dalam seleksi CPSN di Kabupaten Buol, Sulawesi Tengah yang diduga sudah diatur perlu ditelusuri lebih dalam.
“Bayangkan kasus tersebut terjadi di daerah yang infrastruktur jaringannya tidak sebaik di perkotaan, bisa jadi kecurangan tes CPNS terdapat di hampir seluruh Indonesia,” kata dia.
Kemudian, harus dilakukan investigasi terhadap sistem informasi teknologi tes CPNS di seluruh instansi di masing-masing daerah yang melaksanakan tes CPSN. Selain itu, mesti juga dilakukan penyelidikan yang mendalam terhadap dugaan kecurangan ini.
“Minimal pastikan CCTV selalu on saat tes berlangsung, dan diperbanyak agar selain bukti aktivitas log di system, maka didapatkan pula bukti visual. Karena nanti akan ketahuan kursi khusus mana saja yang sudah disiapkan untuk peserta titipan,” kata dia.
Pratama mengatakan, ke depan untuk langkah perbaikan agar tidak terjadi kasus serupa, maka BKN harus berkolaborasi dengan BSSN melalui Tim Tanggap Insiden Siber BKN (BKN-CSIRT) untuk melakukan fungsi pengamanan sistem seleksi.
“Bisa juga dengan membuat sistem AI [Artificial Intelligence] agar aktivitas realtime pada saat pengerjaan seleksi CPNS bisa diketahui jika ada aktivitas mencurigakan dan tidak wajar,” kata dia.
sumber:tirto.id